13 Juli 2020

Limit dan Biaya Transaksi Kartu Debit BCA

Limit dan Biaya Transaksi Kartu Debit BCA


Kartu debit BCA atau kartu ATM biasanya diberikan kepada nasabah yang baru saja membuka rekening tabungan. Ada beberapa jenis kartu debit BCA antara lain Blue card, Gold Card, dan Platinum Card. Untuk masing-masing jenis kartu memiliki limit dan biaya transaksi harian. Berikut diulas limit dan biaya transaksi kartu debit BCA. 

Kartu Blue memiliki limit transaksi harian tarik tunai IDR10 juta, transfer antarrekening BCA IDR50 juta, transfer antarbank IDR15 juta, transaksi pembayaran IDR50 juta, dan setoran tunai IDR25 juta. 

Kartu Gold memiliki limit transaksi harian tarik tunai IDR10 juta, transfer antarrekening BCA IDR75 juta, transfer antarbank IDR20 juta, transaksi pembayaran IDR75 juta, dan setoran tunai IDR40 juta. 

Kartu Platinum memiliki limit transaksi harian tarik tunai IDR10 juta, transfer antarrekening BCA IDR100 juta, transfer antarbank IDR25 juta, transaksi pembayaran IDR100 juta, dan setoran tunai IDR50 juta. 

Untuk semua jenis kartu akan dikenakan biaya transaksi yang besarnya tergantung jenis jaringan ATM yang dipakai. Untuk jaringan mesin ATM BCA, biaya transaksi tarik tunai, cek saldo, dan transaksi ditolak adalah gratis, kecuali transfer antarbank dikenakan biaya transaksi IDR6.500. Untuk jaringan mesin ATM PRIMA, biaya transaksi tarik tunai IDR7.500, cek saldo IDR4.000, transfer antarbank IDR6.500, dan transaksi ditolak IDR6.500. Dan untuk jaringan mesin ATM CIRRUS, biaya transaksi tarik tunai IDR25.000, cek saldo IDR5.000, transaksi ditolak IDR5.000. 

Khusus untuk limit transfer merupakan gabungan transaksi di mesin ATM dan mobile BCA. Dan limit setor tunai kartu debit BCA adalah 100 lembar dengan nominal pecahan IDR50.000 dan IDR100.000. Untuk penggunaan transaksi di luar negeri hanya bisa digunakan pakai jenis kartu debit BCA Mastercard. 

Limit dan biaya transaksi harian tersebut di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan dan peraturan bank BCA. Bila terjadi ganggungan server sistem internal dan eksternal, maka seluruh layanan kartu debit BCA akan terganggu. Pastikan sebelum menggunakan kartu debit BCA Anda, jaringan mesin ATM berfungsi normal.

11 Juli 2020

Cara Setor Tunai di Mesin ATM

Cara Setor Tunai di Mesin ATM


Anda tak harus pergi ke teller bank untuk setor tunai karena saat ini sudah tersedia mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang menyediakan layanan setor tunai. Lantas, bagaimana cara setor tunai di mesin ATM tersebut? 

Sebelum menjabarkan tahap-tahapnya, penulis mau sampaikan bahwa era sudah berubah, sudah banyak terjadi disrupsi atau pergeseran cara-cara hidup terutama di dunia perbankan menghadapi era digital saat ini. Mulai dari cara menabung, transfer, tarik uang, dan pembayaran berbagai tagihan sudah bisa dilakukan dari jarak jauh alias online. 

Saat ini sudah banyak bank yang sudah menyediakan layanan setor tunai lewat mesin ATM, beberapa diantaranya adalah mesin ATM Bank BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, PermataBank, Bank CIMB Niaga dan Bank Danamon. Pecahan uang yang bisa setor tunai di mesin ATM adalah pecahan uang 50.000 Rupiah dan 100.000 Rupiah. Rata-rata jumlah lembar pecahan maksimal untuk setor tunai di mesin ATM berbagai bank berkisar antara 50 lembar sampai 150 lembar. Berikut cara setor tunai di mesin ATM: 

1. Pastikan dulu lokasi mesin ATM yang Anda kunjungi bisa melakukan setor tunai 

2. Setelah ketemu mesin ATM bisa setor tunai, masukan kartu debit ATM Anda 

3. Tekan PIN, lalu Ok 

4. Pilih menu setor tunai, dan pilih ke rekening Anda sendiri 

5. Masukan uang kertas pecahan IDR50.000 dan IDR100.000 maksimal 50 lembar. 

6. Jika sudah masukan uang, tunggu beberapa saat, maka di layar akan muncur konfirmasi jumlah rupiah yang dimasukan, setelah benar tekan Ok. 

7. Transaksi selesai. 

Disamping lewat mesin ATM, setor tunai juga bisa dilakukan lewat mobile banking yaitu cardless. Namun cara ini tetap menggunakan mesin ATM untuk setor atau tarik tunai. Penulis tidak melihat perbedaan mencolok dari kedua cara tersebut, lebih cepat langsung menuju mesin ATM saja. 

Guna kelancaran setor tunai di mesin ATM, pastikan uang kertas Anda tidak lusuh dan tidak terlipat. Karena mesin ATM akan menolak uang yang lusuh dan terlipat.

10 Juli 2020

Fintech Lending Checking

Fintech Lending Checking


Umumnya di dunia perbankan, Bank Indonesia (BI) Checking awal mulanya di bawah wewenang Bank Indonesia, namun sejak berdirinya Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) otomatis wewenang BI Checking berpindah ke Lembaga OJK. Bank Indonesia (BI) Checking atau yang biasa dikenal dengan Sistem Informasi Debitur (SID) adalah laporan yang berisi profil pinjaman debitur mulai dari plafon pinjaman, tenor pinjaman, baki debit, jenis agunan, tingkat bunga, dan kolektibilitas pinjaman. Untuk kolektibilitas pinjaman debitur terbagi menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Masing-masing kategori kolektibilitas berdasarkan jumlah hari nunggak. 

Sejak beralihnya tugas BI Checking dari BI ke OJK maka istilah yang digunakan berganti menjadi Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Setiap permintaan SLIK dari bank atau lembaga pembiayaan akan diorder ke kantor OJK baik via email maupun datang langsung ke kantor OJK. 

Berbicara mengenai Financial Technology (Fintech) tidak jauh dari yang namanya pemberi pinjaman (Peer to Peer Lending). Meskipun Fintech banyak macamnya, namun yang dibahas kali ini khusus mengenai Fintech Lending. 

Fintech Lending berbeda dengan bank pada umumnya, karena fintench lending hanya khusus menyalurkan pinjaman. Jadi fungsi intermediasi perbankan tidak identik pada lembaga fintech lending ini. 

Dalam proses pemberian pinjaman online oleh lembaga fintech, proses pengajuannya pun dilakukan secara online. Hanya saja hingga saat ini belum ada yang namanya fintech lending checking yaitu suatu tahap yang harus dilalui oleh pemohon kredit sebelum disetujui pengajuan pinjamannya. Fintech Lending checking tidak jauh berbeda dengan SLIK OJK, yaitu mengecek profil pemohon apakah sudah memiliki pinjaman online di fintech lending lain dan melihat status pinjamannya. 

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama OJK sedang mempersiapkan pusat data fintech lending (pusdafil). Pusdafil inilah yang nanti akan memproses fintech lending checking atas permohonan yang diajukan calon peminjam. 

Alur kerjanya kira-kira seperti ini, Pusdafil akan menjadi pusat data seluruh lembaga fintech lending di Indonesia. Data peminjam dari sabang sampai merauke akan diolah dan disimpan oleh Pusdafil. Nanti seluruh lembaga fintech yang sudah terdaftar dan berijin OJK bisa mengakses langsung ke sistem Pusdafil. 

Ada 3 hal yang menjadi fokus dalam manajemen risiko oleh Pusdafil antara lain indikasi fraud, Daftar Hitam Peminjam Online (DHPO), dan pengecekan apakah peminjam punya di lebih dari 1 fintech lending. Bayangkan saja bila Pusdafil ini tidak segera terbentuk, akan banyak peminjam yang memiliki pinjaman di lebih dari 1 fintech lending. Sebagai contoh, ada peminjam yang memiliki pinjaman online di 141 fintech lending, baik di fintech lending legal maupun ilegal. Yang terjadi adalah gali lubang tutup lubang, mirip dengan kolektor kartu kredit. 
Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut diatas, AFPI berencana meluncurkan Pusdafil pada tahun 2020 ini, dan sekarang sedang tahap pembangunan pemograman sistem. Kita tunggu saja.
Tips Tukar Uang Saat Liburan ke Luar Negeri

Tips Tukar Uang Saat Liburan ke Luar Negeri


Bagi Anda yang suka jalan-jalan ke luar negeri tentu membutuhkan persediaan mata uang asing yang cukup. Jika tidak punya cukup persediaan, siap-siap Anda tidak bisa bertransaksi, karena tiap negara memiliki mata uang sendiri-sendiri. Di negara mana Anda berada, maka mata uang yang sah digunakan adalah mata uang negara tersebut, bukan mata uang negara dimana Anda berasal. Untuk negara yang menggunakan mata uang yang berbeda dengan negara Anda, maka Anda perlu mempersiapkannya sebelum berangkat. 

Ada beberapa pilihan untuk memenuhi sediaan mata uang asing di saku Anda, pertama Anda tingggal menukar uang Rupiah ke money changer terdekat di kota Anda. Atau Anda juga bisa menggunakan kartu debit berlogo mastercard atau Visa yang sudah ada di pasaran seperti BCA Mastercard, BNI Mastercard, dan lain-lain. Kartu debit tersebut bisa Anda gunakan untuk menarik uang di mesin ATM luar negeri yang ada logo Mastercard atau Visa. Tentu mata uang yang keluar dari mesin ATM adalah mata uang negara dimana mesin ATM tersebut berada, contohnya Malaysia, maka uang yang ditarik tentu dalam mata uang Ringgit. 

Pada saat Anda membuka rekening tabungan di bank dalam negeri, biasanya diberikan pilihan apakah ingin menggunakan kartu debit ATM berlogo GPN atau Mastercard/Visa. Logo GPN adalah kapanjangan dari Gerbang Pembayaran Nasional yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, hanya saja penggunaannya cuma bisa di dalam negeri. Sedangkan kalau berlogo Visa atau Mastercard bisa digunakan di dalam negeri dan luar negeri. 

Oya, untuk Anda yang belum pernah menukar uang di money changer, ada 2 macam kurs yang diberlakukan yaitu kurs beli dan kurs jual. Bila Anda ingin menukar uang rupiah ke mata uang asing maka Anda dikenakan kurs jual. Sebaliknya, bila ingin menukarkan mata uang asing ke rupiah, maka Anda dikenakan kurs beli. Kenapa begitu? Ya tentu saja selisih harga tersebut merupakan keuntungan bagi money changer. 

Jadi, Anda mau pilih cara yang mana? Sebelum memutuskan menggunakan cara yang mana, pastikan negara tujuan Anda tersedia mesin ATM berlogo Visa atau Mastercard, karena tidak semua negara terdapat mesin ATM berlogo Visa atau Mastercard, terutama di negara-negara tertinggal.

09 Juli 2020

Penyebutan Nominal Rupiah Berdasarkan Jumlah Nol

Penyebutan Nominal Rupiah Berdasarkan Jumlah Nol


Tentu sudah tak asing lagi bagi Anda untuk penyebutan nilai nominal Rupiah. Dalam aktifitas belanja, Anda sering menyebut angka Rupiah seakan itu sudah di luar kepala. Nah, bagaimana dengan penyebutan nilai nominal Rupiah berdasarkan jumlah nol? 

Paling lazim kita dengar dan sebut katakanlah seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta, sepuluh juta, seratus juta, satu miliar, sepuluh miliar, seratus miliar, satu triliun, sepuluh triliun, seratus triliun, dan seterusnya. Bagaimana dengan penyebutan nominal Rupiah diatas 100 triliun? 

Baiklah berikut penyebutan nilai nominal Rupiah berdasarkan jumlah nol diatas 100 triliun rupiah. 

1.000.000.000.000.000 = 1 kuadriliun 

10.000.000.000.000.000 = 10 kuadriliun 

100.000.000.000.000.000 = 100 kuadriliun 

1.000.000.000.000.000.000 = 1 kuintiliun 

10.000.000.000.000.000.000 = 10 kuintiliun 

100.000.000.000.000.000.000 = 100 kuintiliun 

1.000.000.000.000.000.000.000 = 1 sekstiliun 

10.000.000.000.000.000.000.000 = 10 sekstiliun 

100.000.000.000.000.000.000.000 = 100 sekstiliun 

1.000.000.000.000.000.000.000.000 = 1 septiliun 

10.000.000.000.000.000.000.000.000 = 10 septiliun 

100.000.000.000.000.000.000.000.000 = 100 septiliun 

1.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 1 oktiliun 

10.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 10 oktiliun 

100.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 100 oktiliun 

1.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 1 noniliun 

10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 10 noniliun 

100.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 100 noniliun 

1.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 = 1 desiliun.

Dan masih bisa terus dilanjutkan. Namun sepertinya nama penyebutan nominal rupiah di atas 100 triliun sangat jarang ditemui dalam dunia nyata. Paling tinggi nominal angka nol yang sering kita dengar adalah dalam satuan triliunan rupiah. Tapi setidaknya Anda bisa tahu bahwa diatas nominal triliun masih ada lagi penyebutannya.
Mengenal Letter of Credit (L/C)

Mengenal Letter of Credit (L/C)


Letter of Credit (L/C) umumnya dibutuhkan dalam kegiatan perdagangan internasional ekspor dan impor. Kehadiran L/C sangat membantu para ekportir dan importir dalam hal pembayaran transaksi agar lebih aman dan cepat. Disamping itu L/C dapat menjamin dokumen pengapalan ekspedisi barang. 

Letter of Credit menurut International Chamber of Commerce (ICC) adalah sebuah dokumen yang berisi perjanjian tertulis dari bank penerbit kepada eksportir atas permintaannya dan sesuai dengan instruksi-instruksi dari importir untuk melakukan pembayaran dan jumlah tertentu dan jangka waktu tertentu dengan dokumen-dokumen yang sudah ditetapkan. Sedangkan menurut Bank Indonesia (BI), Letter of Credit adalah janji dari bank penerbit untuk membayar sejumlah uang kepada ekportir atas perintah importir sepanjang eksportir memenuhi persyaratan dokumen yang ditentukan. 

Ada beberapa jenis L/C yang dikenal luas antara lain Revocable L/C, Irrevocable L/C, Irrevocable L/C Confirmed, dan Irrevocable L/C Unconfirmed. Selain jenis L/C yang umum, ada juga jenis L/C yang khusus antara lain Revolving L/C, Red Clause L/C, Transferable L/C, dan Back to Back L/C

Revocable L/C adalah L/C yang boleh dibatalkan kapan saja importir mau tanpa persetujuan ekportir. Pada L/C jenis ini sangat berisiko bagi eksportir karena pelunasan pembayaran atas barang bisa terlambata atau gagal sama sekali. 

Irrevocable L/C adalah L/C yang dibuka oleh bank devisa penerbit untuk eksportir, dimana bank mengikatkan diri untuk melunasi pembayaran wesel yang diakseptasi dalam jangka waktu tertentu. Untuk jenis L/C ini tidak dapat dibatalkan kecuali atas persetujuan kedua belah pihak (eksportir dan importir). 

Irrevocable L/C Confirmed adalah L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah selama jangka waktu berlakunya kecul atas persetujuan kedua belah pihak. Pada jenis L/C ini ada jaminan pelunasan yang didapatkan dari bank penerbit dan advising bank. 

Irrevocable L/C Unconfirmed adalah L/C yang diadviskan melalui bank lain yang tidak menyatakan tambahan penanggungan kewajiban apapun atas L/C tersebut.  Kebanyakan L/C yang diterbitkan bank besar sudah dikenal baik kredibilitasnya sehingga diadvising oleh bank-bank asing.

Jangan waktu L/C dikenal ada dua yaitu Sight L/C dan Time L/C. Sight L/C menyatakan bahwa syarat pembayaran berjangka dilakukan saat ditunjung atau diserahkan. Sedangkan Time L/C menyatakan bahwa syarat pembayaran berjangka dapat dilakukan di kemudian hari.

08 Juli 2020

Transfer Uang dan Cek Saldo Cukup M-Banking Aja

Transfer Uang dan Cek Saldo Cukup M-Banking Aja


Layanan perbankan di era digital semakin dimanjakan dengan berbagai kemudahan, kecepatan dan keamanan. Salah satu layanan perbankan yang dihadirkan adalah mobile banking (m-banking). Singkatnya, mobile banking adalah layanan perbankan berbasis aplikasi pada smartphone pengguna internet. 

Beberapa layanan m-banking yang sudah dikenal luas di tengah masyarakat adalah BCA Mobile, BRI Mobile, BNI Mobile, Mandiri Online, dan masih banyak lagi. Dengan hadirnya layanan m-banking, Anda tak perlu repot lagi pergi ke kantor bank hanya untuk cek saldo atau transfer uang. 

Saat ini, semua bisa dilakukan dalam satu genggaman. Lewat smartphone Anda bisa melakukan berbagai transaksi apa saja, seperti cek saldo, transfer uang, top up pulsa, bayar berbagai tagihan, pembayaran QR Code (QRIS), cek mutasi rekening, dan lain-lain. Caranya cukup mudah, Anda harus punya smartphone android, memiliki koneksi internet, lalu menginstall aplikasi mobile banking bank tempat Anda menyimpan dana. 

Setelah Anda mendownload aplikasi M-Banking pada gawai Anda, langkah selanjutkan adalah buka aplikasi m-banking, lalu login. Pada saat login, masukin kode akses m-banking Anda. Setelah itu Anda tinggal memilih menu cek saldo dan transfer uang. Setelah memilih menu yang diinginkan, masukin nomor PIN, lalu ikuti perintah selanjutnya. Oya, untuk menu transfer uang, pastikan nomor rekening tujuan didaftarkan dulu di aplikasi m-banking, baru bisa dilakukan transfer uang. 

Sayangnya, masih banyak rakyat Indonesia yang masih belum paham tentang layanan m-banking ini. Akibatnya, sebagian besar nasabah mesti mendatangi mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) hanya sekadar untuk cek saldo atau transfer uang antarbank. Padahal hal tersebut tak perlu dilakukan lagi di era M-Banking saat ini. 

Menurut data terakhir Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pada tahun 2020 jumlah akun rekening simpanan di Indonesia mencapai 313 juta akun. Hal tersebut tidak mengejutkan karena setiap nasabah rata-rata memiliki 2 sampai 4 akun rekening simpanan di bank. Diketahui jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 267 juta jiwa, bila tiap penduduk memiliki 2 sampai 4 rekening bank, maka secara riil jumlah nasabah perbankan Indonesia adalah sekitar 80 juta nasabah, atau sekitar 30% dari total penduduk Indonesia. Pada tahun 2015 yang lalu jumlah nasabah perbankan Indonesia mencapai 60 juta nasabah. 

Hidup di era serba digital saat ini, sudah waktunya masyarakat beralih dari cara-cara transaksi konvensional ke cara-cara modern. Tentu tak sedikit konsumen yang masih belum well informed tentang bank, terutama di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Butuh edukasi dan sosialisasi terus-menerus dari para pemangku kebijakan.
Survive, Secure, and Success

Survive, Secure, and Success


Apakabar generasi milenial Indonesia? Perlu kalian tahu bahwa transformasi kehidupan setiap manusia itu berbeda-beda. Ada yang dari lahir sudah hidup enak, tapi ada juga yang sejak lahir hidupnya sudah menderita. Ada yang lahir sudah menjadi kaya karena harta dan bisnis warisan, dan ada juga manusia yang sejak lahir tanpa mewarisi apa-apa alias serba terbatas. Apapun itu, diatas langit masih ada langit dan tiada manusia yang sempurna. 

Memang, ukuran keberhasilan dan kebahagiaan seseorang mempunyai patokannya sendiri-sendiri. Ada yang bahagia tanpa hidup serba mewah, dan ada juga yang merasa sukses dengan hidup apa adanya. Namun, apapun latar belakang pendidikan dan pekerjaan Anda, secara umum tangga kehidupan manusia bisa dirangkai ke dalam 3 anak tangga, yaitu Survive, Secure, dan Success. 

Survive, anak tangga pertama adalah suatu kondisi dimana manusia dalam kondisi serba keterbatasan, berusaha keras untuk tetap bisa bertahan hidup di tengah situasi sulit. Mulai dari kebutuhan makan enak sangat sulit dipenuhi, tempat tinggal yang kurang layak, biaya sekolah yang kadang tertunggak, pakaian yang terbatas jumlahnya dan kurang variatif, dan berbagai tagihan bulanan yang tak kunjung lunas. Apabila anak tangga ini bisa Anda lalui, maka Anda akan memasuki level berikutnya yaitu anak tangga kedua, Secure. 

Secure adalah suatu kondisi dimana seseorang sudah mampu untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, mulai dari biaya makan, sekolah, liburan, mempunyai tempat tinggal yang layak, dan bisa melunasi berbagai tagihan cicilan bulanan. Intinya, uang tersedia cukup namun tidak berkelebihan. Pada tahap ini, sebenarnya Anda sudah membuat dasar pijakan kuat untuk meraih kesuksesan. Setelah anak tangga kedua ini bisa Anda lewati, maka Anda akan memasuki level terakhir yaitu success. 

Success adalah suatu kondisi dimana seseorang sudah berhasil mencapai apa yang diinginkan dalam kehidupan ini. Beragam kebutuhan sudah bisa dipenuhi semua dan dimiliki sendiri, seperti rumah tinggal sendiri, mobil pribadi, aset investasi, punya tabungan buat hari tua, dan bebas piknik ke mana saja yang diinginkan. Pada tahap ini, seseorang bisa dibilang berada dalam kondisi berkelebihan dan tidak berkekurangan, seseorang yang berada dalam kondisi bebas finansial. 

Demikian ulasan singkat 3 anak tangga kehidupan yang bisa Anda jadikan panduan sebagai salah satu referensi dalam membantu Anda menapaki satu per satu anak tangga kehidupan tersebut.

07 Juli 2020

Belanja Pakai Kartu Flazz BCA

Belanja Pakai Kartu Flazz BCA


Era digital di bidang sistem pembayaran sudah tiba, tak terkecuali uang elektronik berbasis kartu chip. Beberapa contoh uang elektronik berbasis kartu chip yang dikeluarkan bank-bank besar antara lain BRIZI Bank BRI, Flazz BCA, eMoney Mandiri, TapCash BNI, dan masih banyak lagi. 

Kartu Flazz BCA bisa digunakan untuk berbelanja di berbagai toko merchant di tanah air, seperti Indomaret, Hypermart, SPBU, Stasiun Commuter Line, Bus Trans Jogja, Solaria, eToll, Food Court, dan masih banyak lagi. Kartu Flazz BCA sudah bekerjasama dengan lebih dari 57 ribu merchant di seluruh Indonesia. Kartu Flazz BCA agar bisa digunakan harus memiliki saldo dana minimal IDR20 ribu dan maksimal IDR2 juta. 

Kartu Flazz BCA menggunakan teknologi chip dan sistem keamanan tingkat tinggi, sehingga tidak mudah dibobol oleh pelaku kejahatan. Kartu Flazz BCA bersifat dapat dipindahtangankan sehingga tidak membutuhkan otorisasi pemegang kartunya. 

Kartu Flazz BCA dapat diisi ulang di kantor cabang BCA, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BCA, Mobile Banking. dan Mesin Non Tunai BCA. Cara melakukan top up saldo Kartu Flazz BCA di mesin ATM BCA adalah sebagai berikut: 

1.  Masukan Kartu Debit BCA Anda 

2.  Ketik PIN ATM, tekan Yes

3.  Pilih menu Flazz BCA, dan pilih Top Tup 

4.  Masukan saldo dana yang diinginkan 

5.  Segera tukar kartu debit BCA dengan kartu Flazz BCA pada mesin ATM 

6.  Transaksi selesai. 

Selain di mesin ATM, Top Up kartu Flazz BCA juga bisa dilakukan secara tunai di beberapa merchant yang sudah bekerja sama seperti Alfamart, Es Teller 77, Toko Buku Gramedia, dan lain-lain. 

Karena kartu Flazz BCA dapat dipindahtangankan maka tidak dapat dilakukan penggantian kartu atau pemblokiran kartu. Penggunaan kartu Flazz BCA harus diletakan di alat Reader. Kalau alat ini tidak ada berarti kartu Flazz BCA tidak bisa digunakan. Apabila suatu saat nanti Anda tidak ingin menggunakan kartu Flazz BCA lagi maka saldo kartu Flazz BCA dapat dipindahkan ke saldo rekening bank Anda dengan menyerahkan kartu Flazz BCA ke kantor cabang BCA terdekat.