24 Mei 2018

eMoney Menuju Masyarakat Non Tunai

eMoney Menuju Masyarakat Non Tunai


Emoney adalah uang elektronik yang berwujud kartu yang dapat Anda gunakan bertransaksi di mana saja yang sudah kerjasama.  Emoney diterbitkan oleh bank dengan jumlah saldo sesuai dengan kebijakan masing-masing bank.  Sebagai contoh eMoney dari beberapa bank nasional antara lain eMoney dari Bank Mandiri, BRIZZI dari Bank BRI, Flazz dari Bank BCA, Blink dari Bank BTN dan TapCash dari Bank BNI.

Sepuluh tahun yang lalu, saat penulis masih duduk di bangku kuliah sarjana di Fakultas Ekonomi UGM, sudah membayangkan kalau kelak masyarakat akan menggunakan uang elektronik.  Dengan kata lain masyarakat akan menuju ke arah transaksi non tunai.  Benar saja, saat ini sedang digalakan oleh pemerintah dan Bank Indonesia untuk bertransaksi secara non tunai di seluruh wilayah Indonesia.

Keuntungan bertransaksi dengan uang elektronik antara lain mudah dalam penggunaan, aman dari tindak kejahatan, dan bisa digunakan untuk transaksi apa saja.  Sebagai contoh, kartu emoney bisa digunakan untuk masuk pintu tol, untuk mengisi bahan bakar di SPBU, untuk masuk busway dan kereta api, untuk berbelanja di merchant dan pusat perbelanjaan yang sudah bekerja sama dengan bank penerbit emoney, dan masih banyak lagi contoh kemudahan lainnya.  Disamping keuntungan, ada juga kekurangan uang elektronik antara lain mudah disalahgunakan jika berpindah tangan tanpa sepengetahuan pemilik kartu karena tidak dibutuhkan tAnda tangan atau pin saat bertransaksi.

Untuk membuat kartu emoney cukup mudah.  Anda tinggal datang ke kantor bank terdekat dengan membawa KTP dan buku tabungan.  Membayar biaya pembuatan kartu emoney sebesar Rp25.000.  Lalu mengisi saldo kartu e-money Anda sesuai keinginan.  Untuk biaya isi ulang kartu e-money sudah dikeluarkan peraturan oleh Bank Indonesia bahwa isi ulang di tempat bank penerbit tidak dikenakan biaya, sedangkan isi ulang di luar tempat bank penerbit akan dikenakan biaya sebesar IDR 1.500.

Ke depan, seluruh transaksi pembayaran akan diseragamkan menggunakan uang elektronik.  Inilah salah satu ciri utama era digital.  Seluruh pembayaran dilakukan secara online berbasis elektronik.  Segeralah urus pembuatan kartu uang elektronik Anda di bank terdekat.  Dengan memiliki emoney membuat segalanya jadi mudah.
Nikmatnya Hidup tanpa Hutang, Mitos atau Fakta?

Nikmatnya Hidup tanpa Hutang, Mitos atau Fakta?


Apakah Anda termasuk orang yang menghabiskan sebagian besar hidup hanya untuk mengangsur hutang? Penghasilan setiap bulan selalu habis hanya untuk mengangsur hutang? Jika Ya, segera akhiri penderitaan tersebut, karena betapa nikmatnya hidup tanpa hutang.  Apakah menurut Anda ini mitos atau fakta?  Penulis akan mengupasnya untuk Anda di manapun Anda berada.

Ada sebuah keluarga kecil yang hidup di kota metropolitan.  Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sederhana. Suami istri bekerja sebagai karyawan dengan gaji per bulan mencapai Rp10 juta bila digabungkan.  Mereka sangat berhasrat membeli rumah di pinggiran kota, tapi tidak memiliki cukup dana.  Solusinya, mereka mendatangi satu per satu bank yang ada di kota untuk mencari informasi tentang kredit pemilikan rumah.  Di salah satu bank, mereka bertemu customer service kredit konsumtif, bertanya tentang prosedur pengajuan kredit pemilikan rumah.  Lalu customer service memberi solusi kepada suami istri tersebut untuk menunda pengajuan kredit karena penghasilan mereka berdua belum mencukupi.  Karena merasa kurang puas akan jawaban yang diperoleh, pergilah mereka ke bank lain.  Dan akhirnya mereka mendapat jawaban yang diinginkan.

Beberapa hari kemudian keluarga kecil tersebut mempersiapkan segala persyaratan pengajuan kredit termasuk rumah yang ingin dibeli.  Seorang petugas bank datang ke rumah kontrakan setelah mengadakan perjanjian untuk bertemu sebelumnya.  Dengan nada ragu petugas bank tersebut menyampaikan tidak bisa menjanjikan akan disetujui sepenuhnya pengajuan kredit.  Alasannya karena penghasilan suami istri tersebut belum mencukupi.  Namun keluarga kecil tersebut memaksa bagaimana caranya agak bisa cair pengajuan kredit mereka.

Seminggu kemudian datanglah beberapa petugas bank untuk melakukan survey ke rumah tinggal suami istri tersebut dan juga melakukan survey ke lokasi rumah yang akan dibeli.  Setelah selesai melakukan survey, pihak bank menjanjikan akan memberi jawaban 1 minggu lagi.  Seminggu kemudian, saat-saat yang ditunggu pun tiba, dengan ekspresi senang keluarga tersebut mendapat telepon bahwa pengajuan kredit pemilikan rumah mereka disetujui, namun dengan plafon yang lebih rendah dari pengajuan.  Setelah berdiskusi dengan keluarga, akhirnya kredit tersebut tetap diambil.  Tentu dengan kesepakatan baru dengan pihak penjual rumah, bahwa kekurangan uang muka akan diangsur secara bertahap.

Bulan berikutnya, keluarga kecil tersebut pindah dari rumah kontrakan ke tempat tinggal yang baru, ya di rumah yang baru mereka beli.  Beberapa bulan angsuran bank lancar.  Namun ada masalah baru muncul, cicilan kekurangan uang muka pembelian rumah tertunggak.  Akibatnya, suami istri tersebut berusaha mencari pinjaman di sana sini, sampai menggadaikan sejumlah barang yang dimiliki.  Ya untuk sesaat masalah mereka dapat teratasi.  Namun masalah baru muncul lagi, mereka tidak bisa melunasi pinjaman di pegadaian.  Lalu rumah tangga mereka pun mengalami masalah, hampir setiap hari terjadi pertengkaran, suami istri saling menyalahkan.

Setelah melewati beberapa kejadian tersebut, datanglah penjual rumah untuk menagih kekurangan uang muka yang masih tersisa. Kemudian petugas bank pun datang untuk menagih tunggakan angsuran kredit. Begitu banyak beban yang keluarga tersebut rasakan, akhirnya mereka mengajukan restrukturisasi kredit.  Dan untuk melunasi kekurangan cicilan uang muka rumah, mereka akhirnya menjual mobil yang menjadi kendaraan operasional sehari-hari.  Setahun kemudian, sang suami berhenti bekerja karena perusahaannya  mengalami kebangkrutan.  Padahal sisa angsuran kredit rumah masih 3 tahun lagi.  Akhirnya setelah berdiskusi lagi, mereka putuskan untuk menjual rumah tersebut.  Sebagian dana penjualan rumah digunakan untuk membuka usaha kecil-kecilan. Dan mereka mulai dari nol lagi menata kehidupan dengan mengontrak rumah di pinggiran kota.

Cerita di atas merupakan sebagian kecil dari kenyataan hidup yang dialami banyak orang.  Pelajaran yang dapat diambil adalah jangan memaksakan sesuatu diluar kemampuan keuangan Anda.  Belajarlah untuk menjalani hidup apa adanya, tanpa dibebani banyak hutang.  Kalau Anda sampai terpaksa berhutang, ikutilah aturan yang sudah dianjurkan para ahli keuangan dunia, yaitu angsuran kredit maksimal 30% dari total penghasilan Anda per bulan. Dan Anda pun akan merasakan betapa nikmatnya hidup dengan hutang sedikit apalagi hidup tanpa hutang.  Jadi ini fakta bukan mitos.
Stop Berutang Sebelum Usia 40

Stop Berutang Sebelum Usia 40


Siklus kehidupan mulai lahir, menikah, memiliki anak, pensiun dan meninggal sudah menjadi garis hidup yang dilewati semua orang.  Tentu atas perkenan Yang Maha Kuasa.  Berbicara tentang utang memang tidak ada habisnya, meski bisa dikendalikan.  Anda yang pernah berutang tentu sangat ingin semua utang segera lunas. Sehingga bisa fokus kepada masa tuanya kelak.  Ya, stop berutang sebelum usia 40 tahun akan dieksplorasi pada artikel berikut ini.

Utang umumnya dibagi jadi dua, yaitu utang produktif dan utang konsumtif.  Rerata para peminjam berusia antara 25 tahun sampai 45 tahun.  Menarik untuk dibahas kenapa sebelum usia 40 tahun Anda harus sudah berhenti berutang ?  Karena pada usia 40 tahun dan sesudahnya adalah masa kita menikmati hasil jerih payah kita selama ini, dan pada masa setelah usia 40 tahun adalah waktunya fokus mencari penghasilan untuk bekal masa tua Anda nanti.

Sederhana bukan logika berfikirnya.  Bisa Anda lihat tidak sedikit kehidupan masa tua seseorang berakhir dengan penderitaan.  Sudah tidak ada yang merawat, uang dan tabungan pun sudah tidak punya.  Lalu, bagaimana sih keadaan masa tua yang dikatakan tidak menderita itu ?  Keadaan masa tua yang tidak menderita alias sejahtera itu adalah keadaan dimana kondisi fisik dan psikis seseorang itu sehat.  Ada orang yang kondisi fisik sehat tapi psikis sakit, dan ada juga yang kondisi psikisnya sehat tapi raga fisik sakit.  Nah, penulis merekomendasikan untuk Anda kondisi fisik dan psikis yang sehat di masa tua, salah satunya dengan cara berhenti berutang sebelum usia 40 tahun.

Baik, di sini akan difokuskan pada aktifitas apa saja yang sebaiknya dilakukan setelah usia 40 tahun.  Bisa dibilang usia 40 tahun adalah usia mapan seseorang baik dari segi finansial maupun non finansial.   Aktifitas yang bisa dilakukan seperti biasanya, business as usual, melakukan pekerjaan masing-masing, hanya saja mindset yang harus sudah diubah untuk fokus menyisihkan penghasilan pada persiapan masa tua Anda kelak.  Tentu dengan catatan untuk anak-anak Anda sudah mendapat porsi khusus baik dari sisi keuangan maupun mental.

Penyisihan penghasilan yang dilakukan untuk persiapan masa tua bisa saja dilakukan sejak masih muda, atau bahkan masih remaja sudah memikirkan masa tuanya kelak, tidak salah.  Tapi setiap masa ada perjuangannya masing-masing.  Dengan memiliki mindset seperti ini, yakinlah masa tua Anda kelak akan sejahtera baik lahir maupun batin.
Menuju Kebebasan Finansial

Menuju Kebebasan Finansial


Pada umumnya seseorang mendambakan sebuah kondisi keuangan yang ideal, seperti memiliki rumah sendiri, mobil pribadi, tabungan, deposito, saham, aset investasi melimpah, asuransi, dan bebas cicilan hutang.  Wow, untuk menuju kebebasan finansial tersebut tentu sangat membutuhkan sebuah usaha dan kerja keras nan cerdas.  Dengan memiliki perencanaan keuangan yang matang dan tepat, tentunya Anda bisa mewujudkan kondisi keuangan ideal tersebut.

Memiliki rumah pribadi bersertifikat hak milik adalah impian setiap orang. Apapun cara yang digunakan untuk mendapatkan rumah, entah dengan cara berhutang, beli secara cash, atau bahkan mendapatkan warisan dari orang tua.  Realitas penduduk Indonesia sangat gemar meminjam uang di bank atau leasing antara lain pinjaman kredit pemilikan rumah, kredit kepemilikan mobil/motor, kredit modal usaha, kredit multiguna, dan pinjaman tanpa agunan. Kegemaran tersebut kadang tidak diikuti dengan perhitungan yang matang dengan mengabaikan kemampuan untuk membayar kembali cicilan utang tersebut. 

Bagi mereka yang memiliki rumah dan mobil sendiri dengan cara berhutang pasti ada beberapa panduan yang wajib diperhatikan.  Pastikan komposisi cicilan utang tidak lebih dari 30% dari total pendapatan per bulan. Mengapa? Karena 70% sudah dianggarkan untuk biaya hidup, sekolah, tabungan, dan investasi.  Bagi mereka yang memiliki rumah dan mobil sendiri dengan membeli secara cash 100% atau warisan orang tua tidak akan dibahas disini.  Tabungan, investasi dan asuransi adalah aset masa depan.  Meski begitu, tidak sedikit yang menganggap tabungan sebagai dana siaga, kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Tabungan dan deposito biasanya dikesampingkan setelah kebutuhan hidup bulanan terpenuhi, hanya tersisa dana untuk menabung.  Investasi adalah jumlah dana yang digunakan untuk membeli aset properti berupa tanah, emas, dan lain-lain.  Intinya, aset akan meningkat dalam waktu yang akan datang. Hindari menginvestasikan dana Anda dalam aset yang akan menyusut nilainya (amortisasi).  Asuransi dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami pergeseran cara pAndang, dari sebelumnya menjadi sesuatu yang dinikmati setelah meninggal, menjadi warisan bagi anak cucu.
Startup Digital bak Jamur di Musim Hujan

Startup Digital bak Jamur di Musim Hujan


Di era internet sekarang ini, mulai menjamur bisnis-bisnis pemula (startup) digital. Mulai dari toko online, situs profil UMKM sampai situs jual beli online sekelas Bukalapak dan Tokopedia, seakan berlomba-lomba mendulang uang sebanyak-banyaknya. Ya, bisnis online di Indonesia bak jamur di musim hujan. Banyak generasi milenial memilih jalur bisnis online karena memang prospeknya yang sangat menggiurkan.

Pemerintah Indonesia sudah menargetkan pada tahun 2020 nanti transaksi bisnis digital akan mencapai omzet USD 130 milyar. Jumlah tersebut luar biasa besarnya, karenanya masyarakat berlomba-lomba merambah bisnis online tersebut sekarang guna mengumpul pundi-pundi uang. Pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun makin meningkat. Hampir 100 juta pengguna internet aktif di Indonesia, baik menggunakan komputer PC/laptop ataupun smartphone android.

Anda tentu mengenal Facebook Ads, Google Adsense, situs raksasa Amazon, Alibaba, dan masih banyak lagi yang lain. Perusahaan raksasa digital menguasai hampir sebagian besar pangsa pasar industri ekonomi digital di dunia. Berapa Triliun rupiah uang keluar masuk dalam bisnis perusahaan-perusahaan raksasa digital tersebut. Tentu, mereka pada awalnya dulu tak jauh berbeda dengan perusahaan startup digital Indonesia, seperti Bukalapak, Tokopedia, OLX, dan masih banyak lagi.

Beberapa hal yang dapat diambil pelajaran sebelum Anda menggeluti bisnis digital sebagai pemula (startup bussiness). Temukan dulu ide bisnis online Anda, produk/jasa apa yang mau dijual, sistem bisnis yang ingin dibangun seperti apa, apakah marketnya ada, modal yang dibutuhkan berapa, risiko gagalnya berapa persen. Disamping itu semua, tentu ketekunan dan semangat pantang menyerah untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Selamat berbisnis online!