03 November 2020

Gambaran Umum Perekonomian Arab Saudi


Arab Saudi adalah negara berbentuk kerajaan mutlak dan merupakan negara kaya minyak dan gas alam serta menjadi pusat Ibadah Haji dan wisata Umroh terbesar di dunia. Tak heran jika negara yang memiliki luas wilayah 2,15 juta kilometer persegi dan jumlah populasi 34 juta jiwa tersebut menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

Arab Saudi terletak di benua Asia dan berbatasan langsung dengan negara Uni Emirat Arab. Sesuai Visi 2030 Arab Saudi ingin menjadi pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah Asia, Afrika dan Eropa. Hingga sekarang, Raja Arab Saudi dipercayakan menjadi pemimpin Forum G20, sebuah forum kelompok negara-negara maju dengan Arab Saudi sebagai salah satu anggotanya. Sebagai bentuk komitmen Arab Saudi pada forum tersebut, mata uang Riyal bernominal 20 Riyal dirilis spesial untuk forum bergengsi tersebut.

Pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat Arab Saudi yang bertumpu pada sektor sumber daya alam, religi dan pariwisata berhasil membawa angka harapan hidup masyarakat Arab Saudi menjadi sangat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index Arab Saudi yang berada di urutan ke-36 dari 189 negara pada tahun 2018.

Dari sisi Indeks Daya Saing Global, Arab Saudi menduduki peringkat ke-36 dari 141 negara pada tahun 2019. Sementara itu, tingkat kemudahan berbisnis atau Easy of Doing Business Arab Saudi berada di urutan ke-62 dari 190 negara pada tahun 2020. Kedua indikator tersebut menunjukkan bahwa Arab Saudi menjadi salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam kancah bisnis global.

Untuk memberikan gambaran umum perekonomian Arab Saudi bisa dilihat dari beberapa indikator makroekonomi. Adapun beberapa indikator makroekonomi tersebut antara lain Produk Domestik Bruto (PDB), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), perdagangan luar negeri, utang publik atau utang pemerintah, angkatan kerja dan tingkat pengangguran, kurs mata uang dan inflasi, dan cadangan devisa.

Produk Domestik Bruto (PDB)

Jumlah Produk Domestik Bruto Arab Saudi atas dasar harga berlaku pada tahun 2019 mencapai 2,97 triliun Riyal atau setara IDR11,5 kuadriliun (bila kurs IDR3.900 per 1 Riyal). Penyumbang terbesar PDB Arab Saudi adalah sektor minyak dan gas alam disusul sektor ritel dan pariwisata termasuk ibadah haji dan umroh.

Pada kuartal I tahun 2020, PDB Arab Saudi atas dasar harga berlaku sebesar 695,6 miliar Riyal. Jumlah tersebut mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 3,2% dibanding kuartal I tahun 2019. Pada kuartal kedua tahun 2020, PDB Arab Saudi atas dasar harga berlaku mengalami penurunan menjadi 564,2 miliar Riyal. Berarti pada kuartal II tahun 2020 juga terjadi kontraksi pertumbuhan sebesar 23,8% dibanding kuartal II tahun 2019.

Secara teori ekonomi atau teknikal, bila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama 2 kuartal berturut-turut, maka negara tersebut resmi mengalami resesi. Oleh karena Arab Saudi mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama 2 kuartal berturut-turut, maka Arab Saudi secara resmi mengalami resesi ekonomi, sama seperti yang dialami sebagian besar negara lain di dunia.

Jumlah PDB per Kapita Penduduk per tahun Arab Saudi mencapai sekitar 87.460 Riyal pada tahun 2019. Sementara PDB per Kapita penduduk pada kuartal I tahun 2020 sebesar 20.458 Riyal. Bila dirupiahkan jumlah PDB per Kapita Penduduk per tahun Arab Saudi pada tahun 2019 mencapai sekitar IDR341 juta (bila kurs IDR3.900 per 1 Riyal). Penurunan tersebut disebabkan karena jatuhnya ekspor minyak Arab Saudi.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Arab Saudi pada tahun fiskal 2020 sebesar 1.020 miliar Riyal atau setara IDR3.978 triliun (kurs IDR3.900 per SAR1), dengan rincian total pendapatan negara sebesar 833 miliar Riyal dan total belanja negara sebesar 1.020 miliar Riyal. Berarti APBN Arab Saudi mengalami Defisit sebesar 187 miliar Riyal atau sekitar 6,4% dari Produk Domestik Bruto.

Pendapatan negara Arab Saudi sebagian besar disumbang oleh sektor perpajakan, produksi minyak dan gas alam, sektor perdagangan ritel, hotel dan restoran serta pariwisata (termasuk ibadah haji dan umroh). Sementara belanja negara sebagian besar untuk sektor pelayanan publik dan kesehatan.

Utang Publik atau Utang Pemerintah

Utang menjadi salah satu sumber pembiayaan untuk menambal defisit APBN. Jumlah total utang publik Pemerintah Arab Saudi pada kuartal I tahun 2020 mencapai 723,4 miliar Riyal atau setara IDR2,8 kuadriliun, dengan komposisi utang dalam negeri sebesar 399,5 miliar Riyal dan utang luar negeri sebesar 323,9 miliar Riyal. Jenis utang pemerintah atau utang publik tersebut sebagian besar merupakan utang jangka panjang.

Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri Arab Saudi meliputi kegiatan ekspor dan impor. Jumlah ekspor barang dan jasa mencapai 1 triliun Riyal pada tahun 2019. Sedangkan, impor barang dan jasa mencapai 775 miliar Riyal pada tahun 2019. Berarti terjadi Surplus neraca perdagangan Arab Saudi sebesar 225 miliar Riyal atau setara IDR87,75 triliun (kurs IDR3.900 per SAR1). Produk ekspor terbesar Arab Saudi adalah minyak dan gas alam. Beberapa negara yang menjadi mitra dagang utama Arab Saudi adalah Asia, Amerika Serikat, dan Eropa.

Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran

Jumlah angkatan kerja Arab Saudi sebesar 46% dari total populasi atau sekitar 15,6 juta orang pada tahun 2019. Jumlah angkatan kerja tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 40% dari populasi. Sementara tingkat pengangguran mencapai 12% dari total populasi atau sekitar 4 juta orang. Mayoritas pekerja di Arab Saudi bekerja di sektor pertambangan, administrasi pelayanan publik, perusahaan ritel, dan pariwisata.

Kurs Mata Uang dan Inflasi

Negara Arab Saudi menggunakan Riyal atau Saudi Arabia Riyal (SAR) sebagai mata uangnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kewajiban penggunaan Riyal untuk seluruh transaksi di dalam negara tersebut. Kurs mata uang Riyal Arab Saudi (SAR) per US Dollar sekitar 3,75 Riyal, dan bila dirupiahkan setara dengan IDR3.900 per 1 Riyal. (Baca juga artikel Cara Menghitung Kurs Silang atau Cross Exchange Rate di Blog ini)

Tingkat inflasi di Arab Saudi sebesar negatif 2% pada tahun 2019 dan sebesar 2% pada tahun 2018. Dengan kata lain terjadi deflasi pada tahun 2019. Pada tahun 2020, tingkat inflasi di Arab Saudi menunjukkan tren kenaikan dari bulan ke bulan. Pada Agustus 2019, inflasi minus 1,9%, tapi meningkat drastis pada Agustus 2020 menjadi 6%. Hal tersebut sebagai imbas kenaikan Pajak Pertambahan Nilai menjadi 15% sejak Juli 2020.

Cadangan Devisa

Posisi cadangan devisa Arab Saudi mencapai USD515 miliar pada tahun 2019. Namun, pada Maret tahun 2020 posisi cadangan devisa Arab Saudi mengalami penurunan menjadi USD464 miliar. Hal tersebut terjadi sebagai dampak Pandemi COVID-19 yang membuat merosotnya nilai ekspor minyak Arab Saudi. (Baca juga artikel Mengenal Cadangan Devisa di Blog ini)

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon