08 Agustus 2020

Protokol Keuangan Keluarga


Tak hanya melulu kesehatan yang mempunyai protokol, keuangan pun punya protokol. Lantas seperti apa protokol keuangan keluarga, berikut ulasannya.

Protokol adalah prosedur standar penanganan sesuatu hal agar dampak negatif yang ditimbulkan bisa dikendalikan. Sebagai contoh protokol keuangan dalam rumah tangga, protokol kesehatan, protokol kepresidenan, dan lain-lain.

Penulis mencoba mengulas Protokol Keuangan Keluarga agar bisa membantu keluarga Indonesia mengendalikan dampak negatif yang ditimbulkan oleh gejolak ketidakpastian ekonomi. Protokol keuangan keluarga adalah protokol yang memuat tahapan perencanaan, penerapan dan pengendalian keuangan dalam sebuah rumah tangga. Keluarga Indonesia yang mampu menerapkan protokol keuangan keluarga ini niscaya akan mengalami kestabilan dalam sistem keuangan keluarganya.

Tahapan perencanaan dalam protokol keuangan keluarga adalah setiap rumah tangga disarankan membuat sebuah rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga atau disingkat APBK (baca juga artikel Cara Menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga). Anggaran ini memuat rencana yang berisi pendapatan yang akan diperoleh dan pengeluaran belanja rumah tangga dalam setahun ke depan. Dalam sebuah rencana APBK akan terlihat apakah akan mengalami defisit atau surplus. Sangat disarankan rencana APBK mengalami surplus, caranya dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran belanja rumah tangga.

Tahapan penerapan dalam protokol keuangan keluarga adalah terkait dengan realisasi APBK yang sudah disusun bersama para anggota keluarga. Dalam penerapan APBK harus fokus dan berpegang pada pos-pos pengeluaran yang sudah ditetapkan. Harus tahu mana kebutuhan dan mana keinginan.

Tahapan pengendalian dalam protokol keuangan keluarga adalah pengawasan dalam pelaksanaan APBK tersebut di atas. Sebagai kepala keluarga harus mengarahkan para anggota keluarga untuk mentaati APBK yang sudah disusun. Perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan APBK harus dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan para anggota keluarga lainnya. Sebagai contoh, terdapat sebagian pendapatan yang sedikit meleset dari perencanaan, maka harus segera dikomunikasikan dengan pihak keluarga agar pos belanja bisa disesuaikan segera.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon