29 Agustus 2020

Kenali Jenis Reksa Dana


Reksa Dana adalah instrumen investasi dalam wujud sertifikat yang isinya menyatakan bahwa pemilik dana mempercayakan kepada manajer investasi untuk mengelola dananya secara profesional dalam rangka memperoleh tingkat return yang diinginkan. Ada beberapa jenis reksa dana antara lain Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pasar Uang, dan Reksa Dana Campuran. Keempat jenis reksa dana tersebut di atas disebut juga dengan reksa dana terbuka (Open End) karena tidak memiliki batas waktu jatuh tempo, kemudian sifat dana investasi kolektif dari berbagai kalangan investor, maka kapan pun bisa diperdagangkan. Di samping itu juga ada jenis reksa dana yang lain antara lain Reksa Dana Syariah, Reksa Dana Terproteksi, Exchange Traded Fund (ETF) dan Reksa Dana Indeks.

Reksa dana pendapatan tetap adalah salah satu jenis reksa dana yang mana dana investor akan diinvestasikan oleh manajer investasi pada instrumen efek obligasi. Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan panjang. Jangka waktu jatuh tempo obligasi berkisar antara 1 tahun sampai 5 tahun. Bunga kupon obligasi atau yield merupakan pendapatan bunga bagi investor.

Reksa Dana Saham adalah salah satu jenis reksa dana terbuka yang mana dana investor akan diinvestasikan oleh manajer investasi pada saham. Saham adalah selembar kertas tanda bukti kepemilikan pada suatu perusahaan. Saham tidak punya masa jatuh tempo dan bisa diperdagangkan kapan saja. Saham dinyatakan dalam satuan lot, di mana 1 lot berisi 500 lembar saham. Sementara harga saham yang tercantum di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah harga per lembar saham. Dari selisih harga beli dan harga jual inilah investor mendapat return atau keuntungan, tentunya melalui dana kelolaan (AUM) manajer investasi.

Reksa Dana Pasar Uang adalah salah satu jenis reksa dana terbuka yang mana dana kelolaan investor akan ditempatkan pada instrumen investasi pasar uang yang jangka waktu jatuh tempo kurang dari 1 tahun, seperti deposito dan Sertifikat Bank Indonesia. Kedua instrumen investasi tersebut menawarkan return berupa tingkat suku bunga kompetitif kepada investor. Namun, suku bunga reksa dana pasar uang biasanya masih di bawah rate reksa dana terproteksi.

Reksa Dana Campuran adalah salah satu jenis reksa dana terbuka yang dapat diperjualbelikan, yang mana dana kelolaan manajer investasi akan ditempatkan pada instrumen investasi pasar uang dan pasar modal. Contohnya pada instrumen investasi saham, obligasi, Sertifikat Bank Indonesia, dan lain-lain.

Reksa Dana Syariah adalah reksa dana versi Syariah dari keempat jenis reksa dana terbuka dan konvensional di atas. Aturan dan skema perhitungan diatur secara khusus sesuai dengan prinsip Syariah.

Reksa Dana Terproteksi adalah jenis reksa dana tertutup (Close End) sehingga tidak bisa diperjualbelikan di tengah masa jangka waktu obligasi. Reksa dana terproteksi sebesar 80% sampai 100% dana diinvestasikan pada obligasi. Reksa dana terproteksi sangat cocok untuk investor pemula seperti generasi milenial karena melindungi nilai pokok awal investasi yang akan diterima saat jatuh tempo obligasi. Pembagian return pun dilakukan secara berkala setiap 1 atau 3 bulan.

Exchange Traded Fund (ETF) adalah salah jenis reksa dana yang tercatat di lantai Bursa Efek Indonesia, yang mana dana kelolaan manajer investasi akan ditempatkan pada produk ETF yang berisi sekumpulan saham emiten. Secara tidak langsung dana investor pun sudah terdiversifikasi. Sistem dan mekanisme perdagangan ETF mengikuti aturan yang berlaku di bursa saham. Salah satu contoh produk ETF adalah Reksa Dana Avrist ETF Fixed Rate Bond I.

Reksa Dana Indeks adalah salah satu jenis reksa dana yang membutuhkan dana investasi besar yang mana dana kelolaan manajer investasi akan ditempatkan pada indeks saham pasar modal. Karena investor harus membeli minimal 80% dari kumpulan indeks saham yang menjadi acuan seperti LQ45 dan IDX30, makanya instrumen reksa dana indeks hanya cocok untuk pemodal besar. Reksa dana indeks termasuk dalam jenis investasi pasif, tidak seagresif perdagangan saham, karena karakteristik reksa dana indeks hanya nempel pada pergerakan indeks saham pasar modal yang menjadi acuan. Contoh produk reksa dana indeks adalah REKSA DANA BATAVIA LQ45 PLUS dan INDEKS CIMB PRINCIPAL INDEX IDX30.

Keuntungan investasi reksa dana antara lain capital gain, dividen dan peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAV). Capital gain adalah selisih harga jual lebih tinggi dari harga beli efek. Dividen adalah sebagian keuntungan yang disisihkan manajer investasi untuk investor sesuai dengan besarnya unit penyertaan. Peningkatan Nilai Aktiva Bersih otomatis memberi keuntungan bagi investor.

Di samping keuntungan, ada juga kerugiannya antara lain capital loss, risiko gagal bayar, penurunan Nilai Aktiva Bersih dan tidak mendapat dividen. Capital loss disebabkan manajer investasi kurang andal mengelola dana sehingga reksa sana dijual pada harga yang lebih rendah untuk meminimalkan risiko kerugian. Risiko gagal bayar bisa terjadi dari pihak penerbit obligasi, penerbit reksa dana, emiten saham dan penyelenggara bursa efek itu sendiri. Penurunan Nilai Aktiva Bersih berimbas pada return dan dividen yang akan diperoleh investor. Jadi, manajer investasi harus benar-benar andal dalam pengelolaan dana investasi reksa dana agar bisa terhindar dari risiko kerugian.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon