05 Juli 2018

6 Penyakit Keuangan Anda



Sekilas dari penampilan dan gaya hidup seseorang sulit menebak apakah kondisi keuangannya sehat atau tidak. Perlu seperangkat alat dan atau wawancara langsung untuk mengetahui keadaan keuangan yang sebenarnya. Penulis akan mengulas untuk Anda tentang 6 penyakit keuangan personal, dengan kata lain masalah yang sering menghinggapi keuangan seseorang. Penasaran bukan apa saja keenam penyakit tersebut, langsung saja berikut ulasannya:

  • Kehabisan Uang
Pernahkah Anda kehabisan uang padahal masih pertengahan bulan ? Tidak sedikit yang pernah mengalaminya, akibatnya berbagai cara dilakukan sepanjang itu halal dan tidak melakukan tindak kejahatan. Apapun yang ada dijual sepanjang menghasilkan nilai rupiah. Terkadang barang yang dibutuhkan pun ikut dijual. Inilah praktik keuangan yang tidak baik, karena akan menimbulkan efek negatif yang berkelanjutan. 

Ada beberapa kemungkinan seseorang bisa kehabisan uang, pertama tidak ada pemasukan, kedua ada pemasukan tapi punya banyak hutang, dan ketiga, terjadi salah perhitungan untuk penghasilan perbulan tidak mampu menanggung semua pengeluaran dalam sebulan. Solusinya carilah pemasukan, kemudian tabunglah sisa uang setelah untuk konsumsi. Ingat tabungan harus ada minimal tiga kali biaya hidup per bulan.

  • Berhutang Melewati Batas Kemampuan
Lebih mudah jualan uang daripada jualan barang. Artinya apabila seseorang ditawarkan uang dengan dengan bunga terjangkau cenderung untuk mengambilnya daripada ditawarkan barang tapi tidak mampu membeli. Tidak hukum yang melarang seseorang untuk berhutang, tapi harus ada batasnya. Kenyataan menunjukan pada saat seseorang pertama kali pinjam ke bank, leasing, koperasi atau rentenir, maka selanjutnya dia akan ketagihan untuk berhutang lagi tanpa menghitung ulang kemampuan mengangsur hutang. Tak pelak, yang terjadi adalah gali lubang tutup lubang, hutang tidak lunas-lunas malah nambah terus. 

Hidup penuh hutang sangat tidak sehat, tapi berhutang dengan jumlah yang sedikit sesuai kemampuan lebih bagus. Berapa banyak orang yang hidupnya susah karena terlilit hutang ? Ya itu berawal dari keinginan berhutang yang berulang kali dilakukan tanpa bisa mengontrolnya. 

  • Mengutamakan Keinginan daripada Kebutuhan
Tau kan beda keinginan dan kebutuhan ? Keinginan adalah sesuatu yang tidak harus dipenuhi dan bila tidak dipenuhi maka tidak akan terjadi sesuatu pada diri kita, sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi, karena kalau tidak dipenuhi maka akan terjadi sesuatu pada diri kita. Seseorang ketika dihadapkan pada pilihan lebih baik beli TV Plasma atau mengisi dapur sampai penuh? 

Dari penjelasan di atas tentu sudah tau donk jawabannya. Perilaku konsumtif seakan sudah menjadi gaya hidup generasi milenial. Bila tidak belanja dianggap ‘berbeda’ dari kelompok yang punya hobi shopping. Dengan demikian prioriaskan kebutuhan daripada keinginan, dan Anda harus bisa mengontrol keinginan agar tidak menguasai diri dan kebutuhan Anda. Lebih baik gunakan uang untuk kegiatan yang menghasilkan (leverage), dan yang menghabiskan uang. 

  • Tidak Punya Tabungan
Seseorang yang memiliki tabungan tapi uang hanya bermutasi dari kredit lalu ke debet alias numpang lewat. Ini ada kaitannya dengan jumlah tanggungan biaya hidup dan tanggungan angsuran yang besar melebihi kemampuan untuk mengangsur. Akibatnya saldo tabungan pun jadi IDR0 di akhir bulan. 

Tabungan ada beberapa macam, ada tabungan pribadi, ada tabungan anak, dan tabungan bisnis. Ketiga jenis tabungan tersebut harus sesuai dengan peruntukannya. Tabungan pribadi yang pakailah untuk keperluan pribadi seperti belanja kebutuhan dapur, dan jalan-jalan. Tabungan anak adalah tabungan yang tidak boleh diutak atik karena ini untuk bekal sekolah anak di masa depan. Anak masih menjadi tanggungan orang tua nya selama masih belum berkeluarga. Dan Tabungan bisnis adalah tabungan yang dipakai untuk tujuan bisnis. Ketiga jenis tabungan tersebut tidak boleh dicampuradukan, agar tidak terjadi yang namanya saldo tabungan IDR0. 

  • Lebih Besar Pasak daripada Tiang
Suka belanja tanpa dibarengi dengan pendapatan yang memadai yang ada hanyalah pemborosan. Berbeda ketika penghasilan melimpah mau belanja apa saja silahkan. Keadaan seperti ini sering melanda keuangan seseorang karena ketidakmampuan mengontrol nafsunya untuk memenuhi hasrat atau keinginannya. Lewat toko elektronik mampir beli AC. Lewat dealer mobil mampir beli mobil. Lewat toko pakaian mahal mampir beli baju. Lewat toko perhiasan mampir beli emas 5 gram. Lewat toko perlengkapan rumah tangga mampir beli meja kursi. Lewat toko sepatu dan tas mampir beli sepatu dan tas bermerek. Kalau keinginan dituruti terus tidak ada habisnya. Uang di dompet jadi habis, tabungan hari tua terkuras. Yang terjadi adalah lebih besar pasak daripada tiang atau pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Segera hentikan kebiasaan buruk ini agar Anda bisa terhindar dari penyakit keuangan ini. 

  • Suka Berjudi atau Bersenang-senang
Inilah salah satu penyakit atau kebiasaan buruk pada saat seseorang mempunyai uang berlebih. Daripada digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih berguna seperti investasi membuka lapangan kerja baru, investasi di properti, atau ditabung buat persiapan masa tua kelak. Judi bisa mendatangkan uang dalam sekejap tapi juga bisa menghilangkan uang dalam sekejap. Hukum high risk high return berlaku di sini. 

Masyarakat yang sudah bingung dengan uangnya yang berlebih mau dibelanjakan kemana akhirnya digunakan untuk senang-senang, berjudi, dan kegiatan negatif lainnya. Apakah Anda pernah mendengar seseorang bisa kaya karena judi ? Penulis tidak pernah mendengarnya. Pengusaha kaya raya sekelas Bill Gates, Jeff Bezos, Elon Mask dan Mark Zuckerberg saja tidak suka judi, karena lebih baik uangnya digunakan untuk hal-hal yang berguna dan positif bagi banyak orang.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon