14 September 2020

Cara Menghitung Agio dan Disagio Saham


Dalam investasi yang dilakukan di berbagai pasar, kadang investor mengalami keuntungan atau bahkan kerugian. Namanya juga investasi, sudah pasti melekat apa yang namanya risiko. Namun, risiko bisa dikendalikan jika investor memahami betul produk investasi dan metode analisis yang diperlukan dalam menghitung potensi untung atau rugi dari suatu produk investasi.

Dalam praktik investasi di bursa saham, investor pun dihadapkan pada berbagai macam pilihan, apakah beli (bid), jual (offer) atau tahan (hold). Terkait dengan investasi saham, dari sisi perusahaan emiten sebagai penerbit saham juga butuh dana sebagai modal usaha. Pembahasan agio dan disagio saham di sini adalah dari perspektif perusahaan emiten (penerbit saham).

Apabila harga pasar saham (pasar sekunder) di atas harga nominal saham, maka akan diperoleh keuntungan atau agio saham. Namun, bila harga pasar saham (pasar sekunder) di bawah harga nominal saham, maka akan diperoleh kerugian atau disagio saham. Berikut akan disajikan beberapa contoh perhitungan agio dan disagio saham suatu emiten.

Contoh 1, misalnya perusahaan emiten EFG sedang butuh modal, lalu menerbitkan saham biasa sebanyak 10.000.000 lembar dengan harga nominal per lembar saham IDR1.000. Pada beberapa bulan kemudian setelah tanggal penerbitan, di pasar sekunder (Bursa Efek Indonesia) harga saham biasa tersebut naik menjadi IDR1.200 per lembar saham. Perusahaan emiten EFG pun memutuskan untuk menjual sebagian sahamnya sebanyak 1.000.000 lembar. Dari informasi tersebut, dapat dihitung besarnya Agio Saham sebagai berikut:

Harga pasar saham: 
1.000.000 x IDR1.200 = IDR1.200.000.000

Nilai nominal saham:
1.000.000 x IDR1.000 = (IDR1.000.000.000)

                                         ____________________

Agio Saham                     IDR 200.000.000

Contoh 2, misalnya perusahaan emiten TUV sedang butuh modal, lalu menerbitkan saham biasa sebanyak 20.000.000 lembar dengan harga nominal per lembar saham IDR2.000. Pada beberapa bulan kemudian setelah tanggal penerbitan saham, di pasar sekunder (Bursa Efek Indonesia) harga saham biasa tersebut turun menjadi IDR1.800 per lembar saham. Karena sedang butuh modal usaha, perusahaan emiten TUV pun memutuskan untuk menjual sebagian sahamnya sebanyak 4.000.000 lembar. Dari informasi tersebut, dapat dihitung besarnya Disagio Saham sebagai berikut:

Harga pasar saham:
4.000.000 x IDR1.800 = IDR7.200.000.000

Nilai nominal saham:
4.000.000 x IDR2.000 = (IDR8.000.000.000)

                                          ___________________

Disagio Saham                IDR  800.000.000

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon