17 Juni 2020

Mengenal Gini Ratio


Gini Ratio atau Koefisien Gini adalah angka yang menggambarkan derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan atau pengeluaran penduduk suatu negara. Gini Ratio pertama kali ditemukan pada tahun 1912 oleh ahli statistik berkebangsaan Italia, Corrado Gini. Koefisien Gini memiliki angka dari 0 sampai 1. Di berbagai negara nilainya bervariasi antara 0,25 sampai 0,70. 

Rasio Gini biasanya digunakan oleh para pengambil kebijakan publik c.q. Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembangunan nasional seperti tingkat kemiskinan dan pemerataan pembangunan. Indonesia sendiri memiliki Gini Ratio sebesar 0,3 yang mana artinya semakin kecil angkanya semakin bagus. Nilai terkecil Koefisien Gini adalah 0, artinya derajat kemerataan pendapatan sudah sempurna. 

Beberapa Propinsi di Indonesia memiliki Gini Ratio lebih tinggi dari angka nasional antara lain Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Papua, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Adapun Rasio Gini propinsi tersebut berkisar di sekitar angka 0,4. Rasio Gini di perkotaan biasanya lebih tinggi daripada daerah pedesaan. Hal tersebut wajar karena di wilayah perkotaan pekerjaan penduduk lebih heterogen, sedangkan di pedesaan pekerjaan penduduk lebih homogen. 

Rumus Gini Ratio diperoleh dari nilai 1 dikurangi total persentase penduduk penerima pendapatan kelas ke i dikalikan persentase pendapatan pada kelas ke i. Bila hasilnya mendekati 0, maka derajat kemerataan pendapatan pendudukan sudah sempurna. Tetapi bila hasilnya mendekati 1, maka ketimpangan pendapatan penduduk masih sangat tinggi. 

Secara grafik, Koefisien Gini terdiri dari sumbu vertikal (jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase penduduk) dan sumbu horizontal (persentase kumulatif jumlah penduduk yang menerima pendapatan menurut kelas-kelas pendapatan), yang mana pertemuan antara titik-titik setiap kelas pendapatan diperoleh angka Rasio Gini. Jumlah kelas pendapatan ditentukan oleh peraturan kementerian terkait, kalau tidak salah ada 10 kelas pendapatan di Indonesia. Tingkat ketimpangan Rasio Gini diklasifikasi menjadi 3, yaitu pertama, klasifikasi tingkat ketimpangan rendah bila nilainya <0,4. Kedua, klasifikasi tingkat ketimpangan sedang bila nilainya 0,4-0,5. Dan ketiaga, klasifikasi tingkat ketimpangan tinggi bila nilainya >0,5. 

Dengan demikian, Gini Ratio hanya merupakan salah satu instrumen yang dipakai pemerintah untuk melihat tingkat pemerataan distribusi pendapatan penduduk di wilayah negaranya. Pemerintah pasti mengarahkan kebijakannya untuk menuju Gini Ratio mendekati 0.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon